Senin, 10 Januari 2011

Ayo Bermain Drama

TEKNIK SEDERHANA MENCIPTAKAN NASKAH DRAMA
Permintaan naskah drama lewat halaman ini sungguh sangat banyak. Hal ini sungguh menggembirakan karena hal itu menegindikasihaan bahwa perhatian guru Bahasa Indonesia (Sastra Indonesia) terhadap pokok bahasan drama sungguh sangat besar. Sebuah indikator terjadinya perubahan paradigma pembelajaran sastra dari model pembelajaran membaca (cerpen dan novel) ke arah pembelajaran produktif (menulis dan akting).
Berhubung sangat terbatasnya kemampuan dan waktu yang saya miliki, pada akhirnya saya berinisiatif untuk menerbitkan (contoh) naskah drama dengan variasi tema dan jumlah pemain. Dalam kumpulana naskah drama tersebut juga saya sertakan berbagai teknik persiapan pentas, penyelenggaraan pentas, dan latihan dasar. Kalau dimungkinkan saya juga menyiapkan visualisasi (dalam bentuk VCD) untuk latihan dasar keaktoran tingkat SMA). Semoga dalam tiga bulan ke depan semuanya telah siap edar.
Untuk sementara, saya menyajikan tips sederhana untuk menciptakan tokoh-tokoh dalam naskah drama. Hal ini berkaitan dengan masalah umum pengunjung halaman ini di mana mereka mengalami kesulitan dalam menciptakan naskah drama dengan jumlah pemain/tokoh tertentu.
Model penciptaan tokoh (berapapun jumlahnya) dapat dilakukan dengan KARTU KARAKTER. Permainan kartu sudah biasa dilakukan oleh para siswa entah permainan poker, remi, empat satu, dan masih banyak lagi. Sebagian besar siswi menyukai permainan kartu baik untuk meramal maupun permainan lain. Kartu remi akan dimodifikasi sedemikian rupa sehingga menjadi kartu karakter. Gambarannya sebagai berikut
A. Deskripsi Fisik Kartu Karakter
Kartu karakter terdiri dari 52 kartu yang terbagi menjadi empat bagian pokok, yaitu
1.      Kartu tokoh, terdiri dari tiga belas (13) kartu yang berisi profesi tokoh. Gambar tokoh tersebut bisa dibuat sesuai dengan keinginan guru, bisa orang di sekitarnya berdasarkan profesi atau peran dalam masyarakat (suster, tokoh pahlawan, guru, dsb). Dari tiga belas (13) kartu terdapat satu kartu yang tidak memuat tokoh, berfungsi sebagai  kartu bebas. Contoh profesi tokoh antara lain petani, pedagang, satpam, tukang parkir, dan guru.







2.      Kartu watak, terdiri dari tiga belas (13) kartu yang berisi informasi sifat tokoh. Masing-masing kartu berisi sifat yang berbeda (pemarah, kejam, penyayang, sedih, dsb). Dari tiga belas (13) kartu terdapat satu kartu kosong, berfungsi sebagai kartu bebas. Contoh sifat antara lain pengasih (memperhatikan orang lain secara berlebihan), pemarah (sering marah-marah tanpa alasan), rendah hati (tidak sombong, tidak banyak bicara, dan suka pamer (memamerkan apa saja yang dimilikinya, tak mau kalah)
3.      Kartu latar, terdiri dari tiga belas (13) kartu yang berisi informasi latar tempat. Masing-masing kartu berisi informasi latar yang berbeda (sekolah, rumah, asrama, pasar, dsb). Dari tiga belas (13) kartu terdapat satu kartu kosong, berfungsi sebagai kartu bebas. Contoh latar adalah ruang UKS, kantin, ruang kelas, dan kantor polisi.
4.      Kartu tema, terdiri dari tiga belas (13) kartu ang berisi informasi tema atau pokok persoalan. Masing-masing kartu berisi tema yang berbeda (pendidikan, ekonomi, sosial, pornografi, dsb). Dari tiga belas (13) kartu terdapai satu kartu kosong, berfungsi sebagai kartu bebas. Contoh tema adalah terorisme, pendidikan, pencurian helm, dan harga gabah.

B.  Teknik Permainan
Secara umum permainan kartu karakter hampir sama dengan permainan kartu remi pada umumnya. Kartu ini bisa dimainkan oleh empat atau lima orang. Teknik permainanya adalah sebagai berikut
 Pertama, moderator mengacak seluruh kartu. Setelah dirasa cukup, moderator memberikan pada peserta masing-masing empat kartu. Kartu dibagi dengan posisi tertutup. Pembagian dilakukan secara bergiliran dan berurutan. Setelah dilakukan pembagian, sisa kartu diletakkan di atas meja dalam posisi tertutup.
Kedua, masing-masing peserta membuka kartunya dan melihat kartu perolehannya. Jika peserta mendapat kartu kosong di antara kartu yang dimilikinya, ia dinyatakan bebas atau menang dan tidak perlu melanjutkan permainan. Yang melanjutkan permainan adalah peserta yang tidak memperoleh kartu kosong.
Ketiga, peserta harus menyusun keempat kartu yang dimilikinya sehingga tidak ada yang sama. Keempat kartu harus terdiri dari satu kartu tokoh, satu kartu watak, satu kartu latar, dan satu kartu tema. Secara bergiliran peserta mengambil kartu sisa yang ada di tumpukan sampai memperoleh kartu kosong sebagai kartu kemenangan atau kebebasan. Selama belum memperoleh kartu kosong, peserta boleh menggganti kartu sesuka hatinya sesuai dengan kartu baru yang diperolehnya.
Keempat, permainan tersebut berlangsung terus sampai tersisa satu peserta yang tidak memiliki kartu kosong. Peserta yang tidak memiliki kartu kosong dinyatakan kalah dan wajib mementaskan atau memeragakan tokoh seperti yang digambarkan dalam keempat kartu karakter yang terakhir dipegangnya.



C. Peluang Kombinasi Kartu Karakter
Berdasarkan perhitungan matematis, terdapat lebih dari 300 karakter tokoh yang dapat dihasilkan dari gabungan empat kartu karakter. Beberapa gabungan informasi akting adalah sebagai berikut
  1. Seorang guru yang memiliki watak suka pamer (memamerkan apa saja yang dimilikinya) sedang berada di puncak gunung. Dia bebicara tentang masalah pendidikan.
  2. Seorang tukang parkir yang memiliki watak pemarah (sering marah-marah) sedang berada di ruang kelas. Dia berbicara tentang pemilihan presiden.
  3. Seorang pencopet yang memiliki watak rendah hati (tidak sombong, tidak banyak berbicara, merendah) sedang berada di gedung DPRD. Dia berbicara tentang pencurian helm.
  4. Seorang petani yang memiliki watak pengasih (memperhatikan orang lain secara berlebihan) sedang berada di ruang UKS. Dia sedang berbicara masalah terorisme.
Menciptakan naskah drama dengan jumlah pemain tertentu sebenarnya banyak ditentukan oleh kemampuan kita menciptakan tokoh-tokoh secara bervariasi. Tokoh-tokoh tersebut kita atur porsi mainnya sehingga ada tokoh yang dominan (sebagai tokoh utama) dan kurang dominan (sebagai tokoh bawahan). Tokoh yang dominan kita bagi menjadi dua kelompok berseberangan (protagonis dan antagonis). Kemudian tokoh yang kurang dominan juga kita masukkan sebagai anggota dua kelompok tersebut. Maka jadilah dua kubu pemain, yaitu kubu yang baik (protagonis) dan kubu yang jahat (antagonis). Kalau mau menambah pemain lagi, tinggal kita ciptakan tokoh “abu-abu” yang tidak jelas berpihak ke mana (ini biasa disebut tokoh tritagonis). Jadi…. mudah khan menciptakan tokoh berapapun yang kita mau asal kita sudah membuat kelompok-kelompok tadi.

Diambil dari: Agustinus Suyoto, S.Pd  <PEMENANG KEDUA TINGKAT SMA/SMK GURU KREATIF SE-JAWA yang diselenggarakan oleh MARIMAS-UNIKA SOEGIOPRANOTO SEMARANG pada 27 November 2008>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar