Minggu, 09 Januari 2011

Merasa Pintar atau Pintar Merasa

 MERASA PINTAR
atau
PINTAR MERASA

Pintar merasa dan merasa pintar, meskipun merupakan  pembolak-balikan kata namun maknanya sungguh berbeda. Pintar merasa  berujung pada kepedulian, peduli pada diri sendiri , keluarga, dan sesamanya. Setiap hari kita semakin pintar, maka sudah sepantasnya  bersyukur atas nikmat yang telah Tuhan berikan pada kita sedangkan merasa pintar arahnya berujung pada kesombongan, sombong pada diri, keluarga dan pada orang lain.
Pintar adalah sebuah anugrah dari Tuhan yang diberikan dengan gratis tanpa di pungut biaya sepeserpun, tetapi Tuhan hanya meminta kelebihan-kelebihan itu supaya tidak disalahgunakan, tetapi kenapa masih banyak orang yang sok pinter atau keminter ( Bahasa Jawa).  Dengan demikian ada (kayaknya) banyak manusia yang lupa akan hal itu sebenarnya sudah melanggar sebuah ketentuan Tuhan bahwa di atas langit masih ada langit, mungkin karena kurang paham terhadap kuasa-Nya Sang Pencipta. Perlu di ketahui karena Dialah yang Maha Pintar di atas segala-galaNya. (Dee DayDreamer – Bandung).
Namun sesungguhnya, tidak ada permasalahan baru dalam peristiwa-peristiwa yang terjadi hari ini. Jika saja kita mau membuka mata dan telinga lebih lebar.  Jika saja kita belajar untuk lebih banyak mendengarkan ketimbang bicara. Seandainya saja kita menajamkan kemampuan akal kita untuk berpikir dan hati kita untuk merasa. Dan seandainya saja kita dapat meningkatkan rasa kepedulian kita terhadap sesama.  Maka niscaya dunia ini akan menjadi tempat yang lebih nyaman untuk dihuni.
Menyadari ini semua, Tony Haniel , mencoba memperhatikan dan belajar dari dua sobatnya,  bagaimana cara mereka memandang dan membuat hidup mereka menarik. Yang pada akhirnya memberi dia kesadaran dan sampai pada kesimpulan sebagai berikut:


1. Hidup ini menjadi menarik atau sebaliknya tergantung bagaimana cara kita melihat hidup. Ketika hidup dilihat tidak menarik dan terus-menerus ditanamkan dalam pikiran bahwa ”hidup tidak menarik” , maka jadilah hidup ini tidak menarik menurut keyakianan kita itu. Begitu juga sebaliknya, bila dilihat menarik maka hidup menjadi menarik.
2. Agar hidup ini bisa menarik, maka pikiran kita dibebaskan dari semua beban.
Orang yang berjalan dengan beban dipunggungnya pasti terasa berat dan pelan, tetapi ketika beban itu diturunkan maka akan terasa ringan dan dapat berjalan cepat. Demikain juga dalam hidup ini ketika beban yang ada dilepaskan maka hidup akan terasa lebih indah, mudah dan ringan.
3. Membuka hati adalah tindakan yang tepat. Belajar apapun tidak akan berhasil apa bila kita tidak mau membuka hati untuk menerima pelajaran itu. Sama halnya, bagaimana bisa masuk ke dalam rumah bila pintu masih dalam keadaan terkunci, saat gembok terlepas dan pintu terbuka maka jalan masuk terbuka lebar. Jadi bukalah hati dan persilakan hidup yang menarik masuk ke dalam kehidupan kita. Karena tanpa pernah membuka hati sama juga tidak memberi kesempatan kepada hati itu sendiri untuk mengenal apa itu kehidupan yang menarik dan indah. Untuk itu kita perlu bersikap terbuka dan siap menerima segala perubahan yang ada.
4. Awali hari dengan mengucapkan syukur kepada Tuhan. Sikap yang baik adalah permulaan yang tepat dalam mencapai sebuah tujuan. Mengawali hari dengan berdoa dan mengucap syukur sebagai ungkapan terima kasih kepada Sang pencipta atas kesempatan hidup, kesehatan yang sudah diberikan, pemeliharaan-Nya dan memohon rahmat, perlindungan serta menjadi orang bijak untuk hari yang akan dilalui akan memberi kekuatan dan motivasi pada kita sepanjang hari.
5. Tunjukkanlah sikap yang bersahabat kepada semua orang. Mencari seorang teman lebih sulit daripada mencari seratus musuh. Bersikap ramah, saling menghormati, sopan santun, murah senyum dan empati kepada orang akan membuat kita diterima dimana kita ada, dan memberi kita bersemangat menjalani hari-hari.

6. Bersikap positif terhadap semua tantangan atau masalah. Buku The Secret mengajar kepada kita, bahwa pikiran bagaikan sebuah magnet yang menarik sesuatu seperti yang kita pikirkan. Pikiran yang baik akan menarik hal-hal baik datang, begitu pula pikiran buruk akan menarik hal-hal buruk yang terjadi. Lalu mana yang dipilih?
Walau sering kali masalah dan tantangan berat sedang terjadi, dan kita terbawa dalam emosi (marah, sedih, kesel dan kecewa) ini sah-sah saja, tapi ingat jangan larut dan berlama-lama. Hadapi dengan sikap positif, niscaya ada solusi yang menunggu, tetapi bila bersikap negatif maka tidak ada jalan keluar terbaik yang tersedia karena pada saat emosi (pikiran negatif) kita tidak bisa berpikir dengan baik, seperti nasehat orang bijak ”jangan mengambil keputusan disaat emosi”
7. Beri motivasi untuk hari yang akan dilalui Maksudnya memberi nama yang bersifat motivasi pada diri kita untuk hari yang akan dilalui. Misalnya hari senin kita kasih nama motivasi ”tersenyum” maka perbanyaklah senyum tulus kepada diri sendiri maupun orang lain. Tapi ingat, harus proposional (kalau tidak bisa di anggap gila) dengan demikian setiap hari kita belajar sesuatu yang baru dan bisa merasakan hidup ini sungguh menarik. Lalu hari Selasa, misalnya nama motivasinya sopan-santun, rabu= berbuat baik, kamis= tidak sombong, jumat= hati-hati berbicara, sabtu= menjadi ayah dan suami yang penuh kasih, minggu= semangat dan seterusnya dan seterusnya. Yang penting nama motivasi itu logis dalam arti mudah dilakukan dan masuk akal, sehingga bisa membuat kita termotivasi, merasa nyaman, lebih baik dan tentunya bahagia. Menarik bukan?
8. Lakukan aktivitas yang menyenangkan pada waktu luang. Jangan menjalankan hidup ini dengan sangat serius, apa lagi stress. Nikmati saja. Isi waktu luang dengan hobi, misalnya baca buku, jalan-jalan bersama keluarga, olahraga, mengunjungi saudara atau sabahat, nonton, main bersama anak dan lain-lain. Tubuh kita perlu refresing untuk melemeskan kekakuan otot dan menambah kesegaran.


9. Akhiri aktivitas hari ini dengan rasa syukur. Kita tidak pernah tahu dengan pasti kapan perjalanan hidup kita akan tutup buku. Bisa saat ini, besok atau lusa. Namun untuk hari yang sudah kita jalani dengan segala rahmat, rejeki dan perlindungan yang sudah berikan, sepantasnyalah kita mensyukurinya. Dengan satu kata ”terimakasih” kita boleh terlelap dalam mimpi untuk kembali menatap hari esok penuh bahagia .
Dengan cara inilah kita menjadi pintar merasa. Dan bukan merasa pintar! Semoga penyakit ini dijauhkan dari dalam hati kita dari saat ini dan seterusnya. *Cah81

( Termuat di Majalah Psikologi Plus Bulan November 2010)
Ev. Cahya Tri Astarka, S.Pd
Pengajar di SMP Stella Matutina
Jalan Diponegoro No 53 Salatiga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar