Minggu, 09 Januari 2011

Pleonastis

APA ITU PLEONASTIS?

            Jika kita melihat tayangan hiburan di salah satu televisi swasta yang cukup menghibur penonton, yang dipandu oleh pelawak terkenal ”Tukul Arwana”, kita pernah mendengar kata ” monggo silakan”, konteksnya mempersilakan menjawab pertanyaan.
            Selain itu kita juga pernah mendengar dari teman, pembawa acara, atau orang lain  ucapan lain seperti: (1) ” Akhirnya orang itu masuk ke dalam rumah” ,konteksnya masuk ke rumah.  (2) ” Mari kita naik ke atas lantai dua ”, konteksnya naik ke lantai dua. (3) ” Pemenang diharap maju ke depan panggung”, konteksnya ke panggung. Dan masih banyak lagi contoh yang mempunyai makna yang mirip.
            Pengunaan kata ” monggo silakan, masuk ke dalam, naik ke atas, maju ke depan”sudah sangat populer dan digunakan secara umum oleh masyarakat. Penggunaan kata semacam itu tidak selamanya salah, jika konteks yang digunakan adalah komunikasi tidak resmi. Namun, jika penggunaannya dalam komunikasi resmi atau bahasa baku, seharusnya dihindari. Penggunaan kata semacam itu dinamakan ” Pleonastis”. Yang berarti penggunaan dua kata atau lebih yang mempunyai makna sama, sehingga penggunaanya seharusnya salah satu saja.
            Dengan demikian penggunaan kalimat yang pertama seharusnya, ” Akhirnya orang itu masuk ke rumah ”. Kedua, ” Mari kita naik ke  lantai dua ”. Dan ketiga, Pemenang diharap maju ke  panggung”.
            Mengapa hal tersebut dapat terjadi? Pertama, pengunaan kata tambahan yang maknanya sama tidaklah begitu penting, bahkan dapat dinamakan pemborosan kata. Kedua, kata kedua sudah mengacu pada kata pertama.
            Seandainya kita peka terhadap ujaran seseorang, mendengar radio, memperhatikan bahasa televisi, membaca tulisan di media massa, tentu kita akan mendapatkan kata-kata yang serupa. Untuk lebih memahami penggunaan kata yang benar dan tidak menjadi salah kaprah ( penggunaan kata/ kalimat yang dianggap benar padahal salah), mari kita mulai untuk peka terhadap rasa bahasa. Jika bukan dimulai dari kita, siapa lagi?   
Ev. Cahya Tri Astarka,S.Pd
Guru Bahasa Indonesia
SMP Stella Matutina Salatiga
 Jl. Diponegoro No. 53 Salatiga

1 komentar: